Monday, February 25, 2013

Masa Lalu, Aku, dan Waktu


Tidakkah lelah menghampiri mu setiap kali kau coba hapuskan ku dari seluruh kamu? Biarkan ku melekat kuat sampai ku bosan dan berkarat. Aku akan menua bersama teman lama, dan pada masanya tiba aku akan sirna.

Aku lelah. Bukan karena usaha ku hapuskan mu. Ingin ku akan afeksi, tak sanggup ku tunggui hingga kapan nanti. Cepatlah berganti, cepatlah pergi. Berlarilah bersama teman mu, kencang tanpa melihat ke belakang.

Aku punya cara sendiri, aku akan berjalan atau berlari tanpa kau sadari. Aku bukan pemegang kendali. Biarkan aku membawa kalian melihat dan membuat kisah baru pada lembaran-lembaran hidup, menemukan cinta dan afeksi, merasakan duka dan benci, melampiaskan amarah dan emosi.

Aku akan pergi jika dia berhenti mengurusi.

Aku akan berhenti jika sudah ku temukan afeksi.

Tidakkah kalian sadari; Aku semakin kencang berlari, dan tidak ada diantara kalian yang ku tinggal sendiri.

Aku hanyalah memori yang tersimpan membayang, dikenang.
Aku adalah pengaruh dari sekumpulan memori dan berusaha membuatnya lagi.
Aku membawa mereka melihat masa kini, dan meninggalkan teman ku sebagai memori.

Kami adalah elegi; antara memori, pencari afeksi, dan pembawa detik hidup dan mati.

Bahasa Ku

Bahasa ku adalah bahasa yang syahdu,
meski sering ku baca dengan nada sendu,
dan tak jarang ku temukan maknanya ambigu,
tapi tetap saja, bahasa ku nomor satu.

Bahasa Indonesia.

Friday, February 22, 2013

Rindu

Aku rindu bisa menulis seperti ini. Menulis bebas, tanpa memikirkan nilai yang diberikan pembaca. Menulis yang membuat diriku senang, tenang.

Dulu, aku berpendirian 'tak apa mereka tak suka tulisan ku, aku menulis untuk diriku, bukan untuk mereka'.
Namun, tanpa terasa aku mengikuti keinginan pembaca.
"Berpegang teguh agar tidak terseret arus perubahan zaman, tapi ternyata habis tergilas roda perputarannya. Memilukan."

Menulis adalah hal yang menyenangkan. Jika membaca adalah jendela dunia, maka dengan menulis kita dapat membukakan para pembaca 'jendela dunia' yang mereka maksud.

Tulisan ku yang begini mungkin bagimu hanyalah permainan rangkaian kata. Namun, rangkaian kata bukanlah sekadar rangkaian kata jika kamu mampu memaknainya.

Jelas, aku rindu masa-masa itu. Ketika menulis tidak menghiraukan cuap-cuap tak bermutu. Menulis dengan gaya ku. Meski terlihat zaman dulu, tapi itu aku.