Thursday, May 29, 2014

Me Now

Sad - Maroon 5




Man, it's been a long day..
Stuck thinking about it driving on the freeway.
Wondering if I really tried everything I could, not knowing if I should try a little harder.

Oh, but I'm scared to death.
That there may not be another one like this and I confess that I'm only holding on by a thin thin thread.

I'm kicking the curb cause you never heard the words that you needed so bad,
And I'm kicking the dirt cause I never gave you the things that you needed to have.


I'm so sad.

Tuesday, May 27, 2014

Tidak Bisa Menyala


Lilin ini masih padam sejak beberapa waktu lalu.
Pemantiknya ada namun tak mampu memercikkan kembangan api mendekati sumbu.
Gua ini harus segera diberi cahaya.
Satu lilin sekarang tak cukup terangi semua, tapi dulu bisa.

Mungkin sumbu ini terlalu kecil untuk dijangkau api.
Sekarang, lilin ini hanya menunggu pemantik yang lebih besar untuk dapat membuatnya bersinar kembali.

Friday, May 23, 2014

Pengagum

"...Aku ini bukan siapa-siapa."

Terus terang aku tidak suka kalimat ini. Karena aku percaya, bahwa setiap orang pasti punya pengagumnya sendiri.

Bahwa di luar sana, ada orang yang terus memperhatikan kita dengan doanya. Yang tidak berhenti menuturkan nama kita saat berkomunikasi dengan Tuhan-nya. Yang memuji kita dalam diamnya. Yang mengapresiasi karya kita dengan caranya.

Orang yang mungkin tidak pernah menjadi perhatian kita, yang mungkin tidak pernah berbincang dengan kita, yang mungkin hanya akan berada di ujung sana sampai waktu membawanya pada satu titik disebut kesempatan dan takdir.

Tapi orang itu ada dan mengagumi kita.

Inti pesanku bukan pada hebatnya pengagummu. Melainkan agar kamu menghargai dirimu tidak lebih rendah dari orang lain. Seburuk apapun kamu berpikir tentang dirimu, kamu masih tetap yang terbaik bagi pengagummu. Jangan kecewakan 'dia' dengan pikirmu yang terlontar melalui deretan kata pesimis itu.
Do you know what's terrible? When you know that there's something wrong with you but you don't know what bugs you. Yes it is.

Sunday, May 18, 2014

Memori

"Kamu tau kenapa aku takut membuat kenangan-kenangan indah? Karena aku tau, seindah apapun awalnya, pasti akan menyakitkan pada akhirnya."

"Kok bisa?"

"Apa lagi yang lebih menyakitkan dari memori? Kamu bisa mengingatnya tanpa bisa mengulangnya. Kamu melihat foto-foto itu tertawa bahagia, tapi kamu tidak lagi bisa merasakan bahagianya."

"Tapi, bukankah itu sebabnya kenapa memori disebut 'memori'?"

"Ya, tapi tetap saja akhirnya menyesakkan dada, meskipun awalnya bahagia, kan? Kamu tau, hal terburuk di dunia adalah ketika kamu sedang mengingat masa lalu, meringis dalam sendu, tanpa bisa mengajak sekitarmu merasakan dalamnya pilu hatimu."

"Benar juga. Tapi, lebih baik mana, membuat memori dan mengenangnya nanti, atau tidak memiliki memori untuk diingat menjelang warna rambut berganti?"

Thursday, May 15, 2014

I am all Ears

Pagi ini aku seperti tidak punya semangat hidup. Rasanya seperti sudah kehabisan energi, terkuras karena terlalu bersemangat membantu ayah mengerjakan ini-itu.

Kembali ke rutinitas kampus seperti biasa. Dan seperti biasanya, jadwal kuliah diundur hingga waktu bagian "hanya Tuhan yang tahu". Kesal, aku melangkahkan kaki ke kantin.

Memesan es Milo kesukaan, kemudian mencari tempat duduk. Karena masih sangat pagi, kantin masih sepi. Di ujung kantin, aku melihatnya sendirian.

Aku duduk di depannya. Dia yang sedang asik dengan laptopnya melihatku terkejut. "Hei," sapanya, lagi-lagi dengan senyuman tanpa beban.

Hanya ku balas dengan anggukan. Dia membereskan meja yang penuh dengan alat tulis dan kertas.

"Ada cerita apa pagi ini?"

"Judulnya Bete. Inti ceritanya lecture postponed. Sebel deh."

"Hahaha cemen banget sih, segampang itu bete karena hal sepele."

Ledeknya sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Sebenernya itu cuma akumulasi dari segala yang terjadi belakangan ini sih"

"Okay, I'm all ears. Tell me now"

Aku tertegun. Pria ini selalu mendengarkan ceritaku. Menghentikan segala aktivitasnya untuk mendengarkan segala keluhan dan ocehanku. Berkendara belasan kilometer hanya untuk menjadi pendengar setiaku.

Pria ini yang memberiku pasokan semangat. Pria yang menatap lurus ke mataku ketika aku bercerita, dan bertanya, "terus?"

Sebagian pria lainnya hanya bisa mendengar, tapi dia memilih untuk mendengarkan.

Aku bukan termasuk perempuan yang tergila-gila oleh harta, jabatan, dan rayuan. Aku mudah jatuh pada pria dengan kharisma, kemampuannya melucu, dan kemauannya mendengarkan. Dan dia memiliki ketiganya.

Pria yang mau mendengarkan, akan mudah merebut hati wanitanya. Bukan karena kesabarannya mendengarkan, tapi dari mendengarkan, ia jadi lebih tahu dan bisa memahami wanitanya.

"Permisi, Es Milo satu?"

Suara pramusaji kantin membangunkanku dari lamunan. Aku menggeser gelasnya dan mulai mengaduk.

"Ngga jadi cerita?"

"Hm? Oh. Besok aja, mungkin kamu punya cerita?"

Kali ini, aku ingin memahaminya.







Karena setiap manusia butuh penguat,
baik dari yang terlihat hingga dari Dzat.



Saturday, May 10, 2014

Tentang Senyuman

"Kenapa sih kita harus senyum terus?"

"Karena, kadang, ada orang di sekitar kita yang sedih hatinya kalau kita tidak tersenyum"

"Tapi apa orang itu tau kalau, kadang, bahkan untuk tersenyum aja butuh usaha yang keras. Kadang, senyum itu teramat susah. Kadang senyum itu berat."

Dia diam dan hanya menatapku. Air mataku mulai memenuhi kelopak mata, mengaburkan pandangan ku yang lurus menatapnya. Aku menundukkan wajah dan menyisip es jeruk yang aku pesan. Pagi itu, aku lupa cara menelan, rasanya sakit dan terhenti di kerongkongan. Pandangannya tak lepas dariku, aku bisa merasakannya. Merasa tak nyaman membuatnya terdiam, kemudian kulemparkan senyum padanya.

"Susah?", tanyanya dan mengakhiri dengan senyuman.

Ternyata tidak. Hanya aku yang tidak mau berusaha.

Satu yang aku suka darinya, mengajariku tanpa kata-kata. Sama seperti senyuman, menenteramkan jiwa tanpa kata-kata.

Thursday, May 8, 2014

Journal

"Journal became a sanctuary where I could pour out in honesty my pain and joy. It recorded my footsteps and helped me understand where I was standing, where I had been, and even where God pointed."

Zooey Deschanel

"If there's one thing I'd like to graduate from, it's girl-on-girl hate. I don't believe in it."

Tuesday, May 6, 2014

Kamu mau tau apa yang membuat rasa perih menjalar dari hatiku hingga ke permukaan? Adalah kamu melenggang di depanku dan berpura-pura tidak melihatku.
Dulu kamu selalu menyebut kita. Sekarang bahkan aku pun tiada.
Ini yang aku sesalkan dari perkenalan kita. Mungkin kita terlalu lelah bertegur sapa, atau memang dari dulu kita tidak pernah ada apa-apa, sebenarnya.

Monday, May 5, 2014

Secangkir kopi hanya berefek pada jantungku, tapi tidak pada semangatku. Mungkin aku butuh secangkir cintamu, mas. ;)

malamku

Malamku terlalu sendu untuk kau nikmati.
Secangkir kopi dan lampu cahaya kuning adalah sahabat pengusir sepi.
Selimut coklat membalut rapi, bantal tipis mengganjal punggung kursi.

Malamku berbeda dengan yang kau lalui.
Tumpukan kertas tak beraturan mengantri dan pulpen warna-warni mengisi sela-sela jemari.

Aku tak ingin akhiri malam,
Meski malamku tak seindah malam mu.
Tapi ini adalah malam yang aku punya.
Meski sendu, tapi aku suka.

Dan, malamku tak butuh kau temani.

lilin

Padam biarkan padam.
Lilin ini sudah lama berdiri, hingga sisa malam menyentuh tanah dari puncaknya.

Petang gua ini menjadi saksi,
Lilin sendiri berusaha kobarkan api tak sanggup hingga kini,
Dan hanya bisa terangi diri sendiri.

Sumbu api hampir habis,
Korek api patah berserakan dengan ujung hitam terbakar,
Malam semakin gelap untuk bisa disinari.

Padam biarkan padam.
Toh, lilin ini selalu sendiri.

Friday, May 2, 2014

i love You!

I am so blessed!
And I am soooo thankful of all of that, to You! I am such a lucky person who has the chance to feel Your love and Your greatness and Your everything.
And now I start to love you without reasons, without questions. And it's easier that way, anyway.
Thank You, Allah for giving me this life. Eventhough this is not a perfect life but it is a happy life with the rollercoaster feeling. I love You!
Thank You for sending me so many angles to take care of me, to strengthen my Imaan, to make my steps closer to You. Thank You for such a great family, even this is not a beautiful or warm family, but it's great. This family makes me stronger and stronger. Thank You for always be by my side. Thank You for make me fall and down to make me remember how it feels to be there and make me try harder to climb up from there.
Thank You for this life, I feel like I am living my dream now. This is a life that I've always dreamt about. A life with meaning.
With this great experience, I can see the ugliest truth and the prittiest lie. And thank You for showing me all of those righteousness.
I love You more and more. Please don't leave me.