Thursday, May 15, 2014

I am all Ears

Pagi ini aku seperti tidak punya semangat hidup. Rasanya seperti sudah kehabisan energi, terkuras karena terlalu bersemangat membantu ayah mengerjakan ini-itu.

Kembali ke rutinitas kampus seperti biasa. Dan seperti biasanya, jadwal kuliah diundur hingga waktu bagian "hanya Tuhan yang tahu". Kesal, aku melangkahkan kaki ke kantin.

Memesan es Milo kesukaan, kemudian mencari tempat duduk. Karena masih sangat pagi, kantin masih sepi. Di ujung kantin, aku melihatnya sendirian.

Aku duduk di depannya. Dia yang sedang asik dengan laptopnya melihatku terkejut. "Hei," sapanya, lagi-lagi dengan senyuman tanpa beban.

Hanya ku balas dengan anggukan. Dia membereskan meja yang penuh dengan alat tulis dan kertas.

"Ada cerita apa pagi ini?"

"Judulnya Bete. Inti ceritanya lecture postponed. Sebel deh."

"Hahaha cemen banget sih, segampang itu bete karena hal sepele."

Ledeknya sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Sebenernya itu cuma akumulasi dari segala yang terjadi belakangan ini sih"

"Okay, I'm all ears. Tell me now"

Aku tertegun. Pria ini selalu mendengarkan ceritaku. Menghentikan segala aktivitasnya untuk mendengarkan segala keluhan dan ocehanku. Berkendara belasan kilometer hanya untuk menjadi pendengar setiaku.

Pria ini yang memberiku pasokan semangat. Pria yang menatap lurus ke mataku ketika aku bercerita, dan bertanya, "terus?"

Sebagian pria lainnya hanya bisa mendengar, tapi dia memilih untuk mendengarkan.

Aku bukan termasuk perempuan yang tergila-gila oleh harta, jabatan, dan rayuan. Aku mudah jatuh pada pria dengan kharisma, kemampuannya melucu, dan kemauannya mendengarkan. Dan dia memiliki ketiganya.

Pria yang mau mendengarkan, akan mudah merebut hati wanitanya. Bukan karena kesabarannya mendengarkan, tapi dari mendengarkan, ia jadi lebih tahu dan bisa memahami wanitanya.

"Permisi, Es Milo satu?"

Suara pramusaji kantin membangunkanku dari lamunan. Aku menggeser gelasnya dan mulai mengaduk.

"Ngga jadi cerita?"

"Hm? Oh. Besok aja, mungkin kamu punya cerita?"

Kali ini, aku ingin memahaminya.


No comments: